Anak Buruh Tani Idap Hidrosefalus



FOTO : Sembari direbahkan dipangkuannya, Romelan (30) menyuapi Hadi Abdussalam (5) makanan.

PRINGSEWU - Melihat sang anak terkulai lemah di tempat tidur, dan harus menahan rasa sakit adalah hal yang paling memilukan bagi orang tua, tidak terkecuali sang ayah. Hal itu seperti yang dirasakan Romelan (30) warga Pringombo LK III, Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Sebab, sang anak yakni, Hadi Abdussalam (5) harus menderita Hydrocephalus. Romelan tidak pernah membayangkan, penyakit tersebut bakal menghampiri tubuh mungil akan pertamanya. Tak jarang sang anak mengalami kejang lantaran penyakit yang diderita. Sehingga rasa sedih dan iba sering kali kembali membaru. Meski mengalami penyakit tersebut, rasa cinta terhadap sang anak tidak pernah hilang. Terbukti, hampir setiap hari usai pulang dari sawah, Romelan menyempatakan waktu untuk menyuapi sang anak makanan. Sambil direbahkan dipangkuannya, Romelan dengan telatan menyuapi sang anak sesendok demi sesendok hingga makanan di dalam piring habis. Sesekali ia pun mencium kening sang anak sambil berharap, kelak anaknya dapat sembuh dari penyakit tersebut. Bagi Romelan, sang anak adalah segalanya baginya. Karena itu ia dan sang istri selalu berdoa dan berusaha sekuat tenaga untuk dapat menyembuhkan anaknya.

"Kami tidak henti-hentinya  selalu berdoa dan berusaha supaya anak kami ini bisa sembuh," ungkap sembari menyuapi sang anak di rumahnya, Kamis (18/1/2018).


Romelan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu menjelaskan, Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak .

"Gangguan itu menyebabkan cairan itu terus bertambah banyak. Kemudian akan menekan jaringan otak di sekitarnya," jelas pria berkumis tipis ini.

Sementara itu, sang istri, Martini mengaku, setiap seminggu sekali sang anak harus cek up di rumah sakit Abdul Muluk Bandar Lampung.

"Alhamdulillah pemerintah juga memberikan bantuan untuk kesembuah anak kami ini," ungkap Martini.

Ditempat yang sama, salah seorang Pendamping Sosial (PS) Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Cirebon, Ayu (25) berusaha memasukan keluarga tersebut kedalam program PKH Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia (RI). Sebab, menurut Ayu, keluraga tersebut memiliki komponen menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH.

"Kami berusaha untuk semaksimal mungkin membantu keluarga tersebut. Karena, keluarga tersebut masuk dalam komponen penerima bantuan PKH," kata Ayu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hoax dan Ujaran Kebencian Masih Subur di Sosmed

Pemkab Gelar Sosialisasi Bansos Pangan Rastra