Postingan

Kekompakan Ini Jangan Cepat Berlalu

Gambar
FOTO : Keluarga Besar Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pringsewu. PRINGSEWU - Entah sejak kapan orang-orang mulai mengatakan bahwa kegotong-royongan kita kian lama kian memudar. Mereka lebih suka mementingkan kepentingan individu. Semua kepentingan di harapkan pamrih. Namun fenomena tersebut kali ini terbantahkan. Pasalnya masih sangat banyak orang kita, orang asli Indonesia yang mengedepankan rasa kegotong-royongan. Dari jumlah yang sangat banyak itu, saya akan ambil contoh keluarga besar Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pringsewu. Meski bukan hanya keluarga besar PKH saja, yang ikut membantu meringankan beban korban tusnami Lampung Selatan lewat donasi yang dikumpulkan. Namun aspek dalam penggalangan donasi yang dilakukan patut untuk diapresiasi. Sebab, mulai dari durasi waktu hingga pendistribusian bantuan dilakukan dengan baik. Tidak dipungkiri, untuk mendapatkan nilai yang baik itu perlu tenaga yang extra. Tak jarang keringat bercucuran hingg

Terimakasih Untuk Jeweran, Cubitan, dan Pukulanmu Bapak/Ibu Guru

Gambar
Foto : Bapak/Ibu Guru SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tiada masa paling indah... Masa-masa disekolah. Sepenggal lirik lagu dari penyanyi (alm) Chrisye bikin saya rindu dengan suasana sekolah. Selain kangen bapak/ibu guru dan teman-teman yang gokil di sekolah. Jam kosong dan bel pulang sekolah juga moment yang turut saya rindukan. " Rindu sama bolos juga enggak ?" Kalau ditanya soal bolos, semasa makan bangku sekolahan, saya pelajar yang paling tidak suka bolos. Sebab, menurut saya, bolos sekolah justru lebih melelahkan ketimbang belajar di sekolah. " Kok tau? Kan nggak pernah bolos?"   Dasarnya dari curhatan kawan-kawan yang memang hobi bolos sekolah. Katanya, kalau bolos, sukanya keliling-keliling nggak jelas, cuma untuk cari tempat nongkrong yang aman sampai nanti jam pulang sekolah. Tapi beda cerita kalau yang ditanya pelajar yang suka bolos. Pasti jawabnya, "Lebih cape belajar di sekolah dari pada bolos sekolah". Yasudahlah tinggalkan soal bolos.

Sehari Bersama Presiden RI, Joko Widodo

Gambar
Presiden Joko Widodo Tengah Memberikan Sambutan PERJUANGAN BERTEMU PRESIDEN RI, JOKO WIDODO. Pecah!!!!! Istilah kekinian yang cocok untuk mengungkapkan antusiasme warga Kabupaten Pringsewu dan sekitarnya yang ingin menyaksikan kedatangan orang nomor satu di Indonesia saat ini. Yakni, Joko Widodo di Desa Pujodadi, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Sabtu 24 November 2018. Berdasarkan pantauan, ratusan warga sudah memadati lokasi yang bakal dituju Jokowi sejak pagi hari. Di mana mereka yang datang berharap bisa segera menyaksikan secara langsung sosok yang sebagian kalangan mengatakan dekat dengan masyarakat itu. Tapi ekspektasi tersebut jauh dari akurat. Sebab warga harus menunggu berjam-jam lamanya. Bukan tanpa perjuangan, selain harus menunggu, warga pun harus berdesakan untuk bisa masuk ke tenda acara. Beberapa saat kemudian, akhirnya ratusan warga yang sudah berjuang dengan susah payah itu bisa duduk nyaman dibawah tenda acara. Namun masih harus berjuan

Kaula Muda Pringsewu Gelar Kajian Agama Islam

Gambar
PRINGSEWU - Berkerumun dalam pencarian. Menitik beratkan hati demi keimanan. Wejangan suci coba direkam.  Lakukan, meski dalam keadaan milenial. Sebab hidayah tak datang tanpa jemputan. Mereka bilang, kamu datang hanya karena ikut-ikutan atau tren yang sedang kekinian. Tak masalah, sebab itu bagian dari pada ujian. Lantaran untuk "bisa" memang perlu dipaksakan. Hingga akhirnya kamu jadi kebiasaan. Tulus dalam mensingkronkan hati dan pikiran. Timbul ikhlas yang menghasilkan banyak keberkahan. Dunia sementara, akhirat selamanya. Banyak pahala Inshallah surga. Mari berjuang demi menjemput kemenangan yang hakiki. Demikian penggalan kata yang mengambarkan sejumlah pemuda-pemudi Kabupaten Pringsewu yang tengah berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT lewat kajian yang digelar di gedung TKIT Tazkia, Jumat (26/10/2018) malam. "Yang jelas tujuan dari kajian ini untuk sama-sama belajar agama Islam. Apalagi bagi kami yang masih berusaha untuk hijrah lebih

Suryani, Puluhan Tahun Hidup Lumpuh

Gambar
Foto : Dari Kiri Bariyah (Jilbab Biru) Tengah Memeluk Sang Anak Suryani (Kaos Hitam) Yang Mengalami  Kelumpuhan. PRINGSEWU - Amben atau tempat tidur kayu tua seolah menjadi teman setia Suryani selama 30 tahun lamanya. Pasalnya, wanita berusia 51 tahun yang tinggal di Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu itu mengalamai kelumpuhan. Di mana, kedua tulang kakinya kaku dan seolah mengecil hingga tak mampu membawanya melangkah. Hal serupa juga terjadi pada kedua tangannya. Sehingga Suryani pun harus tergolek lemah di salah satu kamar di rumah gubuknya. "Suryani nggak bisa jalan itu sudah sekitar 30 tahun lebih. Kalau nggak salah pas dia lagi sekolah kelas 2 SMA, tapi dulu sekolahnya di SPG," terang Bariyah (71), ibu Suryani kepada Gerakan Relawan Pringsewu (GRP), Senin (22/10/2018) malam. Bariya menerangkan, awal mula anak pertamanya lumpuh itu karena terjatuh saat tengah olahraga di sekolah.  "Dulu itu awalnya jatuh pas pela

Awas!!!! Jajanan Serba Kriuk Milik KPM PKH Bikin Nagih...

Gambar
Dewi Astuti, KPM PKH Sedang Memamerkan Jajanan Ringan Yang Telah Selsai di Produksi PRINGSEWU - Ingin ngemil yang kriuk-kriuk???? Datang saja ke rumah Dewi Astuti di Jl Gotong Royong, LK VII RT 003, Kelurahan Pringsewu Barat, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Sebab, wanita yang juga salah seorang penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) itu, menjual berbagi jajanan yang renyah. Di antaranya, peyek kacang, kripik pisang, renginang, dan emping. Selain renyah, jajanan yang dijual wanita kelahiran 1970 itu juga memiliki rasa yang gurih. Sehingga jangan heran, jika tak cukup hanya makan satu bungkus saja. Lantaran rasanya yang enak itu dapat menyebabkan ketagihan. Dewi mengaku, sudah empat tahun berjualan jajanan yang renyah dan gurih tersebut. "Jualan jajanan ini kurang lebih sudah empat tahun kurang. Dari anak saya yang nomor dua itu masih duduk di kelas dua SD, dan sekarang sudah kelas enam SD," jelasnya. Dewi mengatakan, dalam sehari

Dewi Astuti, Singel Parent Yang Tak Pernah Menyerah...

Gambar
Dewi Astuti, KPM PKH Pringsewu Barat PRINGSEWU - Membesarkan anak sendirian tanpa bantuan pasangan tentunya bukanlah persoalan yang mudah. Hal itu seperti yang dirasakan Dewi Astuti, salah seorang penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) asal , Kelurahan Pringsewu Barat, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Namun dengan keterbatasannya, ia tetap bekerja keras demi untuk menghidupi ketiga buah hatinya yang kini sedang bersekolah. Sebab, menurut Dewi, lewat pendidikan yang sedang dijalani anak-anaknya diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat keluarga, sehingga tak bernasib malang seperti dirinya "Saya harus kerja keras cari nafkah sendiri, karena samata-mata untuk bisa memenuhi kebutuhan hari sehari-hari dan untuk biaya sekolah anak-anak saya," ungkapnya, Senin (15/10/2018) Perempuan kelahiran Teluk Betung itu, setiap hari berjualan jajanan kering yang ia titipkan ke sejumlah warung. "Jajanan kering yang saya jual itu di antaranya, ada r