Hoax dan Ujaran Kebencian Masih Subur di Sosmed



Berita hoax dan ujaran kebencian seakan sulit dihilangakan dari sosial media (sosmed). Sebab hingga saat ini, berita-berita tersebut masih banyak beredar di sosmed. Tidak jarang banyak warga net yang terpengaruh oleh informasi yang dibuat orang tidak bertanggung jawab tersebut. Akibatnya, terjadi perselisihan yang mengganggu kerukunan. Lantaran hal itu dapat memicu peperangan. Bahkan, dapat menggulingkan pemerintahan dan memecah belah satu bangsa. Artinya, berita hoax dan ujaran kebencian itu sangat berbahaya jika dibiarkan tumbuh subur di sosmed. Meski sudah ada upaya dari pemerintah untuk menangani masalah tersebut. Namun nyatanya permasalahan tersebut tak kunjung reda.

Menurut dosen Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, beberapa penyebab berita hoax. Yakni, minimnya program literasi media digital ke masyarakat, ketidakjelasan penegak hukum, dan konflik di elit politik.

(Sumber infogarfik Tirto ID)

Saya pribadi sepakat dengan pendapat tersebut. Sebab, saya menilai pemerintah belum maksimal dalam memberikan pendidikan literasi kepada masyarakat. Terbukti, masih banyaknya masyarakat yang tidak memperhatikan etika dan sopan santun saat bicara di medsos. Sehingga, tidak sedikit masyarakat yang harus berurusan dengan hukum lantaran komentar atau curhat di sosmed melanggar Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi danTransaksi Elektronik ( UU ITE ). Pasal 27 ayat 3 UU ITE, yaitu “setiap orang sengaja tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

Kemudian, sanksi tegas hingga benar-benar membaut pelaku hoax jera masih belum terlihat. Pasalnya, masih banyak pelaku pencemaran nama baik dan ujaran kebencian tidak diproses hingga tuntas.

Selanjutnya, konflik di elit politik. Saya sepakat, jika hal itu menjadi sumber dari suburnya berita hoax dan ujaran kebencian di sosmed. Sebab menurut saya konflik sama halnya dengan pertarung. Di mana, setiap individu atau kelompok yang masuk dalam situasi tersebut berusaha untuk keluar dalam keadaan menang. Berbagai cara dan strategi dilakukan untuk bisa menang. Karena konteksnya konflik, tidak peduli cara dan strategi itu baik atau buruk, halal atau haram tetap diupayakan demi bisa menggulingkan lawan. Termasuk menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian di sosmed. Apalagi para elit memiliki uang yang tidak sedikit. Bukan tidak mungkin, uang yang mereka miliki digunakan untuk memuluskan tujuannya.

Karena itu, mari kita sama-sama belajar untuk bijak dan berhati-hati dalam menggunakan sosmed. Sebab, apa yang kita lakukan di sosmed berpulang merugikan orang lain dan diri kita sendiri.

Komentar

  1. Slot Review | Try For Free | LuckyClub
    The casino offers a huge number of games luckyclub.live and there are countless games to choose from. The game selection, especially the casino's promotions and live support

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemkab Gelar Sosialisasi Bansos Pangan Rastra